Seawool: Inovasi Kain Fungsional Berkelanjutan dari Cangkang Tiram

Desain Cape yang Ringan dan Ramah Lingkungan

Industri tiram di Taiwan menghasilkan lebih dari 160.000 ton cangkang tiram setiap tahunnya, yang menyebabkan masalah lingkungan serius dan ekologi pesisir. Bagaimana cara mengatasi sumber polusi ini telah menjadi masalah yang mendesak. Namun, tim desainer yang terdiri dari Chungsheng Chen, Eddie Wang, dan Enyang Chen menemukan solusi yang inovatif dengan memanfaatkan cangkang tiram yang telah diolah secara khusus untuk meningkatkan fungsi-fungsi seperti sinar inframerah jauh negatif, antibakteri, penghilang bau, dan perlindungan dari sinar ultraviolet.

Seawool adalah kain fungsional yang terbuat dari serat Seawool yang merupakan kombinasi antara bubuk cangkang tiram nanolized dari cangkang yang dibuang dan plastik botol PET daur ulang. Kain ini memiliki berat hanya 300 gram, sehingga ringan dan mudah dijinjing dengan sentuhan wol dan dapat dicuci. Selain mengurangi limbah, Seawool juga memberikan manfaat seperti pengaturan suhu, ketahanan terhadap bau, pengelolaan kelembaban, pengeringan cepat, anti-statis, dan antibakteri tanpa bahan kimia tambahan yang ramah bagi kulit pengguna.

Proses pembuatan Seawool dimulai dengan mencuci dan mengeringkan cangkang tiram, kemudian dipanaskan hingga 100°C selama 5 jam, dan dihaluskan menjadi bubuk dengan ketebalan kurang dari 1 μm. Selanjutnya, plastik botol PET daur ulang dan bubuk cangkang tiram dicampur dengan formula rahasia dan dipintal menjadi benang, yang akhirnya dijadikan kain. Permukaan kain Seawool memiliki tekstur yang mirip dengan wol.

Seawool cape memiliki ukuran 180 cm x 70 cm dan tersedia dalam 5 pilihan warna. Cape ini dapat digunakan di kantor, pantai, sofa, atau tempat tidur, sehingga cocok untuk berbagai kesempatan dan gaya berpakaian.

Proyek pengembangan Seawool dimulai pada bulan April 2022 dan dipublikasikan pada bulan Januari 2023 di Tainan, Taiwan. Kain ini dijual melalui platform crowdfunding zeczec.

Dalam penelitian yang mendukung pengembangan Seawool, tim desainer menggunakan plastik PET botol daur ulang dan cangkang tiram untuk menghasilkan benang khusus yang diberi nama Seawool. Benang ini memiliki konstruksi dan tekstur yang mirip dengan wol. Cangkang tiram yang tumbuh di pesisir kaya akan mineral dari laut, sehingga tekstil yang terbuat dari cangkang yang dibuang ini memiliki beberapa fungsi dan memberikan pengalaman berpakaian yang lebih baik.

Selama bertahun-tahun, tim desainer menghadapi tantangan dalam mengubah limbah menjadi barang berharga. Namun, dengan penelitian dan studi yang intensif, mereka berhasil menggabungkan cangkang tiram yang diolah dengan plastik botol PET daur ulang untuk menciptakan produk fungsional yang baru dalam industri tekstil, yaitu Seawool.

Seawool cape memiliki berat hanya 300 gram, sehingga ringan, mudah dijinjing, dan dapat dicuci. Terbuat dari serat Seawool yang merupakan kombinasi antara plastik botol PET daur ulang dan bubuk cangkang tiram nanolized, Seawool tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga memberikan manfaat seperti pengaturan suhu, ketahanan terhadap bau, pengelolaan kelembaban, pengeringan cepat, serta sentuhan lembut seperti wol. Selain itu, Seawool juga anti-statis, antibakteri, dan tidak mengandung bahan kimia antibakteri tambahan, sehingga ramah bagi kulit pengguna. Seawool benar-benar merupakan bahan berkelanjutan yang berasal dari laut.

Seawool telah meraih penghargaan Bronze dalam A' Sustainable Products, Projects and Green Design Award pada tahun 2023. Penghargaan ini diberikan kepada desain yang kreatif dan inovatif yang menggabungkan praktik terbaik dalam seni, sains, desain, dan teknologi. Seawool tidak hanya menunjukkan keahlian teknis dan kreatif yang kuat, tetapi juga memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup dan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.

Sumber gambar: acdesign associates International Co.,Ltd.